Meluruskan Arti Emansipasi - SMART CAMPZ
Headlines News :

Resource

Meluruskan Arti Emansipasi

Written By blogsmartcampz on October 12, 2009 | 5:51:00 PM

Siti Khadijah, Siti Aisyah, Fatimah Azzahra, Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, adalah deretan nama – nama wanita muslimah yang berprestasi pada zamannya masing – masing. Walaupun begitu, keprestasian mereka tak menjadikan mereka lupa akan kodrat mereka sebagai wanita muslimah.

Siti Khadijah dan Siti Aisyah tetap menjadi istri teladan bagi Rasulullah. Fatimah tetap menjadi anak yang berbakti pada ayah dan isteri yang telaten bagi Ali, suaminya. Pun, dengan Helvy dan Asma yang berperan sesuai dengan kewanitaannya. Hal ini berbeda dengan pandangan kebanyakan orang sekarang. Menurut mereka, wanita disebut berprestasi jika mereka mampu menyamakan kedudukannya dengan laki – laki. Ya, itulah, yang kemudian kita kenal dengan istilah emansipasi.

Adalah salah jika kita berangapan bahwa Islam menjadi penghambat perkembangan wanita. Justru sebaliknya, jika kita tengok pada masa jahiliyah, wanita hanya dipandang sebelah mata. Wanita hanya dijadikan pemuas nafsu [maaf] seksual. Tidak lebih. Beda halnya ketika Islam datang. Citra wanita menjadi lebih baik. Wanita begitu sangat dihargai. Tak heran, muncullah tokoh – tokoh muslimah berprestasi, seperti sederetan nama diawal tulisan ini.

Secara gender, kedudukan wanita dan laki – laki memang tidak memiliki perbedaan yang sangat jauh. Ketika laki – laki mampu bermain bola, pada dasarnya wanitapun mampu bermain bola. Pun ketika laki – laki mampu bermain tinju, pada dasarnya wanitapun mampu bermain tinju. Yang tidak bisa dilakukan oleh seorang laki – laki dan hanya bisa dilakukan oleh wanita adalah melahirkan dan menyusui. Itu saja perbedaannya. Dan lagi – lagi, itu jika dilihat menurut gender.

Sedangkan, kalau kita lihat dari sisi yang lain selain gender, jelas wanita dan laki – laki sangatlah berbeda. Ini karena makhluk yang berlainan jenis ini mempunyai fungsi yang berbeda. Fungsi wanita tidak akan sama dengan laki – laki. Pun sebaliknya. So, dalam konteks apapun, wanita akan tetap menjadi wanita sesuai fitrahnya. Seharusnya dan sekudunya.

Oleh karena itu, adalah sangat menyedihkan jika hanya karena sebuah kata emansipasi, wanita harus menggadaikan kodratnya. Adalah sangat mengenaskan kalau hanya karena sebuah istilah gender, wanita harus menyalahi fitrahnya. Ah, zaman memang sudah semakin maju dan (mungkin) edan. Namun, haruskah insan terbaik yang hidup di dalamnya turut berperan serta menjadi edan? Haruskah kita, sebagai makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan, membuat dunia yang sudah edan ini menjadi semakin edan dengan pola tingkah laku kita yang menyalahi kodrat dan kefitrahan kita? Wanita menjadi laki – laki, dan laki – laki menjadi wanita? Haruskah...? ah, terlampau banyak tanya yang mesti kita pikirkan. [naila]
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Recent Readers

Advertise

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. SMART CAMPZ - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template