Katak Dalam Tempurung

Bagai katak dalam tempurung. Peribahasa populer ini dipakai untuk menggambarkan orang yang hanya tahu dunianya sendiri, wawasannya sempi, dan kufur. Jika dia melompat gerakkannya hanya sejauh tempurung yang melingkupinya; mau melompat ke atas, ke samping, ke depan, juga kebelakang. Akibatnya, sang katak tidak mampu melakukan lompatan yang jauh dan tinggi selama tempurung tidak dibuka. Keadaan itu akan berlangsung sampai sang katak menemui ajalnya.

Sebetulnya, sang katak itu adalah gambaran kita semua, dan tempurung yang melingkupinya itu adalah keterbatasan pengetahuan kita tentang hidup ini. Coba teliti apa saja yang sudah kita ketahui tentang ciptaan lain di sekitar kita. Tentang lingkungan kita, tentang negara kita, tentang kehidupan nun jauh di pelosok-pelosok yang tak terjamah peta, tentang kehidupan di dunia, tentang kehidupan diakhirat.

Jika sampai hari ini kita tidak tahu juga tentang itu semua, bukankah kita terkatagorikan katak yang hanya tahu dunianya sendiri? Berwawasan sempit dan KUPER! Apa yang sudah kita ketahui tentang orang lain, jika menyediakan waktu untuk sekedar menyapa dan ngobrol ringan saja kita tak mampu? Apa yang bisa kita ketahui tentang lingkungan kita, jika seseorang bertanya alamat seseorang kita hanya menggelengkan kepala tanda tak tahu? Apa yang kita tahu tentang wilayah kita jika kita masih saja tersesat bak rusa masuk kota? Apa yang bisa kita jelaskan tentang Negara kita, jika kita masih merasa minder untuk tampil sebagai tuan rumah di Negari sendiri? Apa yang bisa kita pertanggung jawabkan dari konsep “Kita semua bersaudara” jika kita tak pernah berpikir bahwa ada kehidupan saudara kita yang luput dari pikiran kita? Apa yang bisa kita ketahui tentang maksud penciptaan kehidupan di dunia, jika tak sebuah pertanyaan pun pernah terlintas tentang Sang Kreator kehidupan dunia? Apa yang bisa kita lakukan untuk kehidupan “Di sana” jika kita tak pernah mampu memvisualisasikan surga-neraka dalam kesadaran kita?

Nah, ternyata kita memang katak dalam tempurung itu buka? Masalahnya sekarang, seberapa keras usaha kita untuk meluaskan jangkauan tempurung yang melingkupi kita, sehingga kita bisa melompat dan bergerak setinggi-tingginya-sejauh-jauhnya.

Kontributor: Muhammad Ali