Iman… kata itu yang paling tepat untuk kita jejalkan dalam pikiran kita, untuk kita tancapkan kuat-kuat dalam sanubari kita ketika ada instrumen dan statement dari seorang Muhammad Rosulullah saw demi menjaga akidah dan kesucian Dienul Islam. Iman yang diikuti “Sami’ na wa atho’na”… keimanan yang diikuti ilmu dan amal. Termasuk ketika menjaga kemurnian aqidah Islam supaya tidak terkontaminasi oleh Millah (gaya hidup) ahli kitab; Yahudi dan Nashrani yang membuat kusam rona wajah dan wijhah Islam. Seperti perayaan Valentine’s day pada 14 Pebruari.
Ketika Rosulullah saw tinggal di Madinah, beliau mendapati orang-orang sedang riang merayakan dua hari yang pada hari tersebut penduduk Madinah bermain berkelakar bersama kerabatnya. Rasul saw bertanya: Hari apakah ini? Mereka menjawab: Ya rasulullah, pada masa Jahiliah kami terbiasa merayakan dua hari ini. Jawab Rosulullah: Sesungguhnya Allah swt telah mengganti bagi kalian hari yang lebih baik dan mulia untuk dirayakan yakni Yaumil Adha dan Yaumil Fitri. [H.R. Abu Daud no 1131]
Menurut para ahli hadits, dua hari yang dirayakan penduduk Madinah tersebut adalah:
1. Hari Nairuz. Yaitu hari perayaan awal tahun Syamsiah pada kekasiaran Parsi
2. Hari Mahrojan “Ihtifalul ‘Adzin”. Yaitu hari kebesaran bangsa Arab pada masa Jahiliah.
Hadits diatas menjadi dalil bahwa memperingati hari Nairiuz dan Mahrojan serta hari-hari yang lainnya yang dijadikan hari raya orang-orang kafir terlarang untuk diperingati oleh kaum Muslimin. [‘Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi daud jilid 6 hal 480]
Dalam hadits yang lain riwayat Abu Daud. Dari Ibnu Umar, Rosul saw bersabda: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka orang tersebut termasuk bagian dari kaum yang diserupainya”. Di riwayat lain dari Ibnu Mas’ud, Rasul saw bersabda: “Barang siapa ridha kepada perbuatan suatu kaum maka orang itu termasuk kaum tersebut”.
Orang yang menyerupai amal ibadah atau keagamaan diluar agama Islam, tentulah bukan orang Islam. Orang yang melakukan ibadah tidak menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah maka bukanlah dari Ahli Sunnah wal Jama’ah. Orang yang pergaulannya, pakaiannya, gayanya tidak bercorak Islam, tidak pantas mereka dianggap sebagai orang Islam pada dzahirnya. Islam menuntut kaum Muslimin dapat dikenal sebagai Muslim dengan melihat tanda-tanda dzahirnya. Adapun iman dan batinnya Allah swt lebih mengetahui. Jika Muslimin sendiri tidaka mau menampakkan syi’ar Islam, maka apa arti penyesalan bila kita tenggelam dan lebur dibawah syi’ar lain yang tidak diridhoi Allah swt.
Sobat… jangankan mengikuti, kebetulan sama pun dengan orang-orang kafir Nabi tak sudi. Dengan diplomatis Nabi saw berkata: “Ana uridu an ukhaalifahum…” Aku ingin benar-benar berbeda dengan mereka (orang-orang Yahudi dan nashrani). Tak perlu ini sobat bila kita tidak ikut serta menyemarakkan Valentine’s day. Berbahagialah… karena agama kita, adalah agama kasih sayang yang dihari-harinya penuh kasih dan cinta.
Karena Aku Ingin Berbeda
Written By blogsmartcampz on May 29, 2009 | 9:59:00 PM
Labels:
Hadits,
Kampus,
The contemplated
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !