Adi adalah seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Bandung. Ia mahasiswa yang cukup cedas, rajin, sederhana (tapi keren juga lho!!!), dan satu lagi yang paling penting ia itu mahasiswa paling ganteng di kampusnya, bahkan banyak teman-temannya, terutama perempuan, mengatakan bahwa ia adalah laki-laki yang paling sempurna di dunia ini.
Satu-satunya kelemahan yang tak bisa ia hilangkan dari dirinya ialah sifat pemalunya, terutama pada perempuan. Bahkan saking pemalunya, sampai kuliah pun ia belum pernah merasakan indahnya pacaran, jangankan pacaran untuk mengungkapkan cintanya saja ia tidak berani, padahal ada beberapa perempuan yang ia sukai.
Ada seorang perempuan yang ia taksir di kampusnya, namanya Asmi. Ia lumayan cantik dan juga cerdas. Tapi berbeda dengan Adi, Asmi orangnya cenderung cuek. Bahkan Asmi sering meminjam handphone Adi hanya sekedar untuk berfoto-foto dengan kamera Handponnya Adi. Foto-foto tersebut tidak Adi delete dari handphonnya, dan ada juga beberapa foto yang ia cetak untuk koleksinya.
Sebenarnya Asmi juga memiliki rasa kepada Adi, tapi yang namanya perempuan mana mau mengatakan perasaannya kepada laki-laki (gengsi donks!!!!). Seringkali ketika Asmi meminjam handphone Adi ia membuka file handphone Adi dan mengirimkan foto-foto Adi ke handphonnya, tapi itu tanpa sepengetahuan Adi.
Di kampus, keduanya tak memperlihatkan tanda-tanda saling menyukai, Adi bersikap kepada Asmi seperti ia bersikap kepada teman-temannya yang lain, begitu juga dengan Asmi. Tapi, yang namanya teman, komunikasi selalu terjalin, begitu juga dengan mereka berdua. Mereka kadang suka SMSan dan bahkan kalau ada hal yang kiranya penting, mereka suka saling menelpon.
Malam itu cuaca sangat cerah, Adi duduk di teras atas rumahnya sambil memandangi bintang-bintang di langit. Ia duduk termenung sambil memikirkan perempuan pujaannya itu, dan sesekali ia tertawa sendiri layaknya orang gila. Saking asiknya memikirkan Asmi, ketika handphonnya berdering ia merasa sangat kesal, apalagi ketika ia tahu bahwa itu hanya miscall. Ia pun menggerutu sambil melihat handphonnya untuk mengetahui siapa yang tadi miscall.
Adi yang tadinya kesal, ketika mengetahui bahwa yang miscall tadi adalah Asmi, kekesalannya itu berbalik menjadi senyuman bahagia. Tanpa fikir panjang ia langsung balik menelpon Asmi.
“hallooooo!!!!” suara Asmi terdengar sangat merdu di telinga Adi.
“Ada apa Mi?” Tanya Adi sambil basa basi.
“ah… ga ada apa-apa ko, cuma iseng doang! Kenapa, ganggu ya?”Asmi menjawab dengan santai dan melanjutkannya dengan pertanyaan.
“oh…kirain ada apa, ngga ganggu ko! Aku kali yang ganggu kamu?”Adi bertanya sambil menggoda Asmi.
“ah… engga!!!” jawab Asmi sigkat.
“ah jangan suka boong, kamu pasti lagi di telpon ma pacar kamu!” Adi kembali menggoda Asmi.
“dih… siapa lagi yang punya pacar!”
“ah kamu kaya yang ga punya hati aja!”lagi-lagi Adi menggoda Asmi.
“maksud lho?” Asmi kurang memahami maksud Adi.
“maksudnya kalo kamu belum punya pacar, kamu seperti orang yang ga punya hati!”
“emang gitu kenyataannya!”
Sejenak Adi terdiam dan berfikir. “inilah kesempatanku untuk mengatakan cinta kepada Asmi” itulah yang ada di benak Adi saat itu.
Dengan penuh rasa malu ia berkata :“kalo bener gitu, ijinkanlah ku berikan hatiku padamu! sudikah kamu menerima hatiku?”
Asmi terdiam mendengar kata-kata yang diucapkan Adi dan mencoba memahami maksud dari kata-kata yang diucapkan Adi tadi.
Dengan nada bercanda Asmi balik bertanya kepada Adi :“kalo gitu kamu ga punya hati dong?”
“oiya yah!!!!” jawab Adi singkat.
Kemudian Asmi berkata seperti apa yang dikatakan Adi tadi. “kalo gitu ijinkan juga ku berikan hatiku padamu dan terimalah hatiku untukmu!!!!!”
Serentak Adi bertanya dengan nada sangat bahagia “jadi….kita jadian dong?”
“ya…. Iyalah!!!!!” jawab Asmi singkat
“ha…ha…ha….ha…..” keduanya tertawa bahagia.
“akhirnya pacaran juga” mungkin itulah kata yang paling tepat untuk diucapkan Adi ketika cintanya diterima oleh Asmi.
Cerpen: AKHIRNYA PACARAN JUGA
Oleh: Penjarah majalahai………!!!!!!!!!
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !